Cita-Cita yang Tersirat

Perkenalkan nama saya punya nama Syahril Hidayat, saat ini saya berprofesi menjad guru SD di Kabupaten Bekasi. Izinkan saya bercerita melaui tulisan ini tentang cita-cita yang tersirat.

 


Berbicara tentang cita-cita tentu tidak asing lagi di benak kita. Menjadi guru SD bukan lah cita-cita saya sejak kecil sampai dewasa, ya karena anak kecil pasti kalau cita-cita suka banyak dan ganti-ganti, ada juga sih yang emang beneran dari kecil yakin cita-cita apa dan tercapai. Tetapi saya bukan salah satu contoh tersebut. Bagaimana teman-teman pembaca? Apakah termasuk bagian sejak kecil tercapai atau berubah dan meyakini hal tersbut merupakan takdir?

Tersirat disini maksuda saya adalah tidak nyata atau terlihat. Banyak pendapat bahwa cita-cita remaja Indonesia sering berubah-ubah. Cita-cita saya sejak kecil ingin menjadi astronot, peneliti, dan ahli IT. Banyak bukan? itu baru yang diingat saja saat ini, bisa jadi lebih banyak. Hal ini mengingatkan kita tentang pendapat dari Ir. Soekarno "Bercita-citalah setinggi langit, ketika kau jatuh, kau akan jatuh diantara bintang-bintang".

Salah satu bintang itu salah satunya adalah keadaan saya saat ini, cita-cita saya sejak remaja salah satunya adalah menjadi ahli IT paling tidak mengajar pelajaran ICT (Information and Communication Technology). CIta-cita ini didasari oleh rasa nyaman karena menemukan guru ICT yang baik dan menginspirasi sejak saya SMP, jika saya ingat lebih jauh, sejak Sekolah Dasar juga pernah dipanggil oleh guru kelas 6 untuk membantu mengetik sebuah teks. keluarga saya belum ada yang memiliki komputer pada saat itu (sekitar tahun 2006). Hingga lulus SMA saya mengejar jurusan IT dalam berbagai kesempatan pendaftaran masuk kuliah di universitas negeri.

Berkali-kali saya mencoba, tak ada satu pun yang berhasil saya dapat, di samping banyak teman-teman yang berhasil masuk bahkan di perguruan tinggi ternama. Hingga pada kesempatan terakhir jalur masuk perguruan tinggi negeri yaitu tes mandiri, pilihan menjadi guru ICT saya ikhlaskan menjadi pilihan nomor dua sedangkan yang pertama mendaftar pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Bukan kecewa, saya tetap bangga berhasil masuk diperguruan tinggi negeri, ini yang Allah takdirkan kepada saya, saya mulai serius menjalani prosesnya. Masalah IT saya terus belajar, terkadang teman-teman juga meminta bantuan ketika ada masalah dengan laptopnya. Dengan banyak membantu kesulitan teman saat mengalami masalah terhadap laptopnya saya semakin banyak tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Dari sini proses belajar saya tentang IT.

Hingga suatu ketika, saat mengikuti pendidikan khusus (sudah bekerja). dalam kelompok saya yang belum mengetahui latar belakang saya, merasa heran dengan tugas kelompok yang saya kerjakan. "Pasti dikerjain sama anak IT nih" dalam teks percakapan kurang lebih seperti itu. Nah ini lah yang menjadi ide saya untuk menulis tulisan ini. Saya baru menyadari bahwa cita-cita itu tidak harus menempel secara langsung pada pekerjaan yang kita jalani, tidak pelu terlihat siapa dan apa jabatannya. yang penting kita mensyukuri bahwa kita bisa menggapainya berkat pertolongan Allah SWT. 

Sampai disini tulisan kali ini, masih banyak cerita yang akan saya tulis dalam blog ini. Terima kasih atas perhatian sudah membaca tulisan ini, saya menganggap sebuah dukungan untuk saya mengapai satu impian lagi yaitu menjadi seorang penulis. Mohon doa, semoga kita selalu diberikan kemudahan, Aamiin.