5 Pola Interaksi dalam Pembelajaran


Komunikasi yang baik akan meningkatkan kualitas pembelajaran, komunikasi yang baik itu terlihat dari interaksi guru terhadap peserta didik  ataupun sebaliknya. dalam kegiatan belajar mengajar pola interaksi guru dengan peserta didik sangat beragam atau bervariasi. Terkadang interaksi itu didominasi oleh guru atau sebaliknya interaksi itu dilakukan sendiri oleh peserta didik. Berikut ini ada lima variasi pola interaksi :

1. Pola guru-peserta didik
     Komunikasi sebagai aksi (satu arah). Komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemateri aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, peserta didik pasif. mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.


2. Pola guru-peserta didik-guru
      Komunikasi sebagai interaksi (dua arah). Komunikasi dua arah guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya peserta didik, bisa sebagai penerima aksi atau pemberi aksi. Antara guru dan peseta didik akan terjadi dialog. Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarpeserta didik.


3. Pola guru-peserta didik-peserta didik
     Komunikasi sebagai transaksi (multi arah). Komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dab peserta didik. Peserta didik diharapkan lebih aktif dari guru. Guru dapat berfungsi sebagai sumber belajar peserta didik yang lainya. Ada balikan dari guru, peserta didik saling belajar satu sama lain.


4. Poa guru-peserta didik, peserta didik-guru, peserta didik-peserta didik
      Interaksi optimal antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik.


5. Pola melingkar
     Setiap peserta didik mendapat giliran untuk mengemukakan pendapat atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika setiap peserta didik belum mendapat jawaban.


        Demikian 5 variasi pola interkasi dalam pembelajaran. Penggunaan pola interkasi tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didik dalam belajar serta menghidupkan suasana kelas agar tujuan belajar dan pembelajaran tercapai. 

Formasi Tempat Duduk Siswa











7 Sikap Positif Beserta Referensinya


    Sikap postif adalah sikap terpuji yang sejatinya ada dalam keperibadian diri kita, berikut ini adalah rangkuman definisi tujuh sikap positif dari banyaknya sikap positif yang ada  berserta referensinya dari Al-Qur’an, Hadist, dan atau dari beberapa sumber.

1. Sikap Sabar
   Sabar, kata ini terdapat di dalam Al-Qur’an sebanyak 103 kali dalam 45 surat dan mencakup 90 ayat. Sabar berasal dari kata “Sabara” yang diartikan “Tabah Hati” yaitu orang pemaaf da tidak segera membalas kejahatan orang lain terhadap apa yang menimpanya.
     Allah SWT. berfirman Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 126-128:
“(126) Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (127) Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (128) Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” 
     Sabar merupakan suatu yang berat untuk dilakukan dan tidak menyenangkan hati kita, salah satu dari sekian sebab gagalnya seseorang karena rasa pesimisme dan ketidaksanggupan dalam mengontrol jiwa.

2. Sikap Ikhlas
   Syaikh Al-Junaid dalam resensi buku “Keajaiban Ikhlas” mengatakan :
“Ikhlas adalah suatu rahasia antara Allah SWT dan hamba-Nya yang tidak diketahui malaikat sehingga dia mencatatnya, tidak diketahui syaitan sehingga dia merusaknya, dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga ia mencondongkannya”
   Makna ikhlas berasal dari kata “kholaso / kholashon” artinya bersih atau jernih dari pencemaran. Ikhlas adalah kemurnian niat, ucapanm tindakan, dan perbuatan semata karena Allah SWT.

Baca Juga :

3. Sikap Disiplin
   Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, dan peraturan yang berlaku dan telah disepakati. Serta menempatkan segala sesuatu pada posisi yang seharusnya dan diwaktu yang semestinya.
Dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma, ia berkata:
“Rasulullah SAW. memegang pundakku , lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar ra berkata. Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, jika engaku diwaktu pagi janganlah engkau menggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati.” (HR. Bukhari)

4. Sikap Jujur
   Jujur adalah kata hati yang sesuai dengan yang diungkapkan atau sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pemomena dan menceritakkan informasinya tanpa ada perubahan atau sesuai dengan realitasnya.
   “Wahai orang-orang yang beriman! mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan! (itu) sangatlah dibenci Allah SWT. jika kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff : 2-3)
   “Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan terjadinya penghianatan dari suatu golongan, maka kembalikan lah perjanjian itu dengan cara yang jujur, sungguh  Allah tidak menyukai orang-orang berkhianat.” (QS. Al-Anfaal : 58)

5. Sikap Rajin
    Rajin adalah salah satu sikap terpuji atau perilaku yang baik yang mesti dimiliki seorang manusia. lawan sikapnya adalah malas. bila dalam pengertian, rajin dapat diartikan sebagai sikap tekun atau upaya yang dilakukan secara terus menerus dengan sungguh-sugguh sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist.
      Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 40:
“Dan barangsiapa mengerjakan yang baik-baik, laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki di dalamnya tanpa hisab”.

6. Sikap Syukur
   Syukur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rasa terima kasih kepada Allah SWT. sperti dalam kutipan berikut ini:
      “Ahli syukur yang sejati adalah ketika ia memperoleh harta, pangkat, kedudukkan, ataupun gelar, ia hanya berfikir bahwa semuanya adalah karunia Allah yang diberikan agar ia lebih dekat kepada-Nya. Dan ia menggunakan karunia itu dengan benar agar berbuah berkah di jalan Allah SWT.”
KH. Abdullah Gymnastiar.

7. Sikap Rendah Hati
   Rendah hati adalah kemampuan seseorang untuk mengakui kesalahan diri, ketidak sempurnaan, dan keterbatasan. Serta mau menerima ide-ide baru, saran dan kritikan.
   Firman Allah SWT. dalam surat Al-Furqaan ayat 63 :
   “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” 
  Selain itu Nabi Muhammad SAW. juga pernah bersabda :
“Tiada satupun karunia (Allah) yang diperoleh seseorang yang bersikap Tawadhu (kerendahhatian) kepada Allah SWT. kecuali Allah meninggikan drajatnya.” (HR. Muslim, No. 6535).

   Demikianlah rangkuman definisi tujuh sikap positif beserta referensinya, semoga kita bisa aplikasikan dalam keseharian kita sebagai energi positif dalam menjalani kehidupan ini.

Pengertian Sikap Khusu

     Khusu, sebagian ulama mengartikan sebagai ketulusan hati, ketenangan pikiran dan tunduknya kemauan yang rendah yang disebabkan  oleh hawa nafsu dan hati yang menangis ketika berada dihadapan Allah SWT sehingga hilang segala kesombongan yang ada di dalam hati (dengan kata lain, kondisi khusyu, maka seorang hamba bergerak sesuai hanya dengan yang diperintahkan oleh Tuhannya).

       Khusu tidak hanya untuk ibadah saja akan tetapi juga untuk semua lini kehidupan manusia, dalam hal diluar ibadah, seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh itu adalah khusyu. Hal ini dikarenakan dia melakukan pekerjaannya tersebut karena Allah semata. Sehingga dalam melakukan pekerjaannya, dia yakin Allah melihat dan mengetahui apa yang dia kerjakan.

       Khusu dalam perspektif Al-Qur’an terkandung dalam surat al-Anbiya ayat 90:

       “Maka kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung sesungguhnya mereka adalah orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusu kepada kami”.

Baca Juga :
Definisi 7 Sikap Positif beserta Referensi