Untaian Kata Menggunggah Cinta Seindah Mutiara

Pilihlah pasangan yang setia pada Rabbnya,
niscaya ia akan setia padamu. Kekasih yang tidak setia kepada Rabbnya,
niscaya ia akan mengkhianatimu.
semua kata-kata indah ini di sadur dari buku Kupilih Engkau Karena Allah 
Penulis Jauhar al-Zanki.
 

-:-

Mengakhiri masa lajang
Melepas status bujang
Memangkas penantian panjang
Meraih bahagia yang gemilang
Hati riang
Hidup senang
Pikir lapang
Jiwa tenang
.
.
Tiada yang lebih didambakan oleh dua orang yang saling jatuh cinta selain pernikahan.
– H.r. Sulaiman bin Dinar dari Amr Bin Dinar –
.
.
(Karena Cinta Harus Memilih)
______________________
Saat cinta harus memillih
Hadirkan Allah di dalam hati
Agar Allah merahmati
Agar beroleh ridha Ilahi
Agar cinta indah bersemi
Agar semerbak harum mewangi
Sepanjang hari …
Hngga nanti …
Dalam surge yang kekal dan abadi …
.
.
Cinta selalu punya alasan
Cinta karena harta awal kesengsaraan
Cinta karena keturunan bakal kehinaan
Cinta karena rupa bibit kecelakaan
Cinta karena agama modal keselamatan
Cintai kekasih dengan keimanan,
kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan
Semoga tercurah ketenangan,
kedamaian, dan kebahagiaan
dalam kehidupan …
.
.
Hati yang terpaut dengan harta
Musibah sesudahnya
Cinta jadi awal petaka
Merana kehidupannya
Rumah tangga jadi neraka
Bahagia tak bisa diraihnya
Selain duka dan lara
Juga derita dan sengsara
.
.
Rupawan tanpa keyakinan
Adalah bibit kecelakaan
Segera harus dihindarkan
Agar tak membuat kerusakan
Agar tak jatuh dalam kenistaan
Agar berubah kebahagiaan
.
.
Hati-hati dengan kecantikan
Di tempat penuh kejelekan
Kalaupun parasnya memesona
Pudarnya ada di perangainya
Apakah artinya kecantikan?
Kalau bergaun keburukan?
.
.
Memilih kekasih karena keyakinan
Menenangkan kerisauan
Menghapus kegelisahan
Hidup lebih menentramkan
Hidup lebih jadi nyaman
Tambah kuat keimanan
Tercurah ketenangan
Tercipta kedamaian
Keharmonian …
Kebahagiaan …
.
.
Agar kekasih pilihan sesuai impian
Berdoa mohon kemudahan
Ikhtiar penuh kesungguhan
Biarlah Allah yang memiilihkan
Biarlah syariat yang jadi tuntunan
Untuk meraih kebahagiaan
.
.
Kecantikan bukanlah ukuran
Ketampanan bukanlah tujuan
Ketakwaan adalah pedoman
Pilihlah pasangan karena keimanan
Niscaya lebih mengekalkan
Melanggengkan pernikahan
Menguatkan ikatan
Menjalin perasaan
Mengokohkan kebersamaan
.
.
Zikir di hati terukirlah abadi
Kian kokoh menjaga diri
Kian terpatri di nurani
Kian hari tampil berseri
Menawan hati dengan budi pekerti tinggi
Panorama indah melukis jiwa insani
.
.
Elok nian dirimu
Indah parasmu
Juga mulia peribadimu
Fisik dan jiwamu berpadu
Banyak orang yang merindumu
Karena sopan dan santunmu
Karena masinya akhlakmu
Karena budi pekertimu
Itulah pesonamu
Kekasih yang dirindu
.
.
Yang cerdik dan salehah
Istri penuh barakah
Ia cermat bersahaja
Juga hidup sederhana
Ia tak banyak pinta
Tak pula banyak laga
Banyak bersyukur kepada-Nya
Pintu bahagia di dunia
Harmoni di akhirat sana
.
.
Engkau belahan jiwa
Buat hidup bahagia
Menerima dengan rela
Mensyukuri yang dipunya
Tak ada rasa kecewa
Menerima dengan lapang dada
Tentramlah bahtera rumah tangga
Bahagia hingga ke surga
.
.
Yang membawa bahagia
Membuat tenang di jiwa
Juga tentram dalam rasa
Ialah wanita baik budinya
Mudah dilamarnya*
Banyak barakahnya
*(mudah di sini bukan berarti tanpa pertimbangan. Bukan berarti menerima siapa pun yang dating. Bukan. Namun, mudah

berdasarkan pertimbangan syariat. Saat lelaki saleh dating meminang dan engkau merasa mantap denganya, lalu  engkau

membuka hati menerima dengan sukarela. Kalau bisa dipermudah tak usah dibuat susah. Semoga pernikahannya barakah.

Allahumma Aamiin).
.
.
Satu anak disyukuri
Dua anak disyukuri
Tiga anak disyukuri
Empat anak disyukuri
Lebih banyak disyukuri
Karunia dari Ilahi
Bekal pahala di akhir nanti
Bahagia yang hakiki
.
.
Pasangan yang taat pada syariat
Juga baik dan bersahabat
Buat hidup lebih semangat
Mengalir energi dahsyat
Badan jadi lebih sehat
Makin mantap juga kuat
Bermanfaat bagi masyarakat
Semoga kelak dapat syafaat
Selama dunia akhirat
.
.
Cemburu itu tanda cinta
Tanda suka padanya
Tanda hati terpaut pada sosoknya
Tanda jiwa terpikat oleh pesonanya
Tanda asmara bergema di dalam dada
Tanda cinta bersemi di dalam sukma
.
.
Kekasih istimewa
Yang tinggi pekertinya
Yang bagus kualitasnya
Yang baik pekertinya
Yang mantap jiwanya
Yang besar cintanya
Yang sopan akal budinya
Yang santun perangainya
Qur’an dan sunnah panduannya
.
.
Waspada bukalah buruk sangka
Tapi cara agar tak terlena
Apa yang tampak memesona
Belum tentu baik adanya
Sila buktikan kebenaran
Agar kecewa tak menyapa sesudahnya
.
.
Lihatlah calon penganinmu
Sebelum ikrar janji suci itu
Bukan untuk mencari cela, aib, dan hina
Tapi untuk menguatkan jiwa
Agar mantap pilihannya
Abadi pernihakannya
Barakah menyelimutinya
.
.
Buah anggur dari malaka
Dicicipi manis rasanya
Bila hati terlanjur cinta
Menikahlah obat mujarabnya
.
.
Bagai sepasang sepatu
Berbeda buka untuk bersengketa
Tapi bersama
Menuju gerbang bahagia
Saling bergandeng
Bertaut jemari
Menyatukan dua hati
Untuk saling mencintai
.
.
Saat kita tertawa bersama
Semua terasa sangat indah
Saat kita menangis bersama
Semua masalah terasa lebih mudah
Saat semua yang takkan terbayangkan
Kau rasakan
Jangan berputus asa
Tetaplah berusaha
Yakinlah …
Segala suka dan duka kita
‘kan menjadi cerita
.
.
Rujukan : Buku Kupilih Engkau Karena Allah ~ Jauhar al-Zanki

Andaikata Lebih Panjang Lagi

 “Jika Kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula,” (Q.S. Al Isra : 07).
                                                                             
          Rasulullah mempunyai kebiasaan rutin. Hari itu, ada salah seorangnya yang meninggal dunia. Seperti biasanya, ketika ada salah seorang sahabatnya meninggal dunia, beliau pasti akan menyempatkan diri unruk mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, disempatkanya pula singgah untuk menghibur dan menennangkan keluarga almarhum yang ditinggalkan supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.
Begitu pun terhadap keluarga sahabatnya itu.
          Ketia sampai di rumah keluarga almarhum, Rasulullah bertanya kepada istrinya, “Tidakkah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”
Istrinya yang masih diliputi kesedihan hanya bertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya. “Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah.”
          Rasulullah manggut-manggut. “Apa yang dikatakannya gerangan ?”
“Aku tidak tahu, ya Rasulullah. Maksudku, aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaranmerupakan kalimat yang terpotong-potong.”
         “Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah.
          Istri yang setia itu menjawab, masih sambil terisak. “Suamiku mengatakan ‘Andaikata lebih pajang lagi .... Andaikata yang masih baru ... Andaikata semuanya ....’ Hanya itulah yang tertanggkap sehingga aku dan keluargaku bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu hanya  igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?
Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “ Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,” ujar Rasulullah. Beliau menerawang sejenak.  “Jika kalian semua tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian apa gerangan sebenarnya yang terjadi.
          “Kisahnya seperti ini, “ Rasulullah memulai.  “Pada suatu hari, ia sedang  bergegas akan ke masjid untuk melaksankan shalat jum’at. Di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang buta yang tujuan sama hendak ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya.”

            “Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan palaha amal shalenya itu. Lalu ia pun berkata, ‘Andaikata lebih panjang lagi.’ Maksdunya adalah  andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula.
Semua keluaga sekarang mengangguk-angguk kepalanya. Mulai mengerti sebagian duduk perkara.
          “Terus ucapan yang lainnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri yang semakin penasaran saja.
Nabi menarik nafas sejenak. Kemudian menjawab, “Adapun  ucapan yang kedua dikatakan tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya,  waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat subuh, cuaca dingin sekali. Di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia pun mencopotnya yang lama yang tengah dikenakannya dan di berikan kepada si lelaki tua itu.
         “Menjelang saat-saat terakhirnya suamimu melihat balasan amak kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, ‘Coba, andaikata yang masih baru yang kuberikan kepadanya, dan bukanya mantelku yang lama ku berikan kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.’ Itulah yang dikatakan suamimu selegkapnya.
         “Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksunya ya Rasulullah?” Tanya sang istri lagi.
Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “Ingatkah engkau ketika pada suatu waktu suamimu datang dalam keadaaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engkau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelahnya diberikannya kepada musafir itu. Dengan demikian pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalan itu. Karenanya, ia pun menyesal dan bekata, ‘Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberikan hanya separuh. Sebab, andaikata semuanya kuberikan keadanya, sudah pasti pahala berlipat ganda pula.”
         Sekarang semu anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika menjelang wafatnya tempo hari. Ke;apangan telah ia dapatkan karena ia tidak sungkan untuk menolong dan memberi. []

Rujukan : Saefullah, S. 2010. Peri Hidup Nabi dan Para Sahabatnya. Purwakarta : SPU

Jemari Sang Raja yang Terputus


              Alkisah hiduplah seorang raja yang perkasa. Ia memimpin kerajaan yang sangat besar. suatu ketika sang raja ini ingin bekeliling untuk mengunjungi rakyatnya. seperti biasa raja selalu menggunakan kuda kerajaan yang besar dan gagah, serta ditemani penasehat kerajan serta ratusan pengawalnya untuk menjamin keamaan raja saat berkeliling untuk menemui rakyat-rakyatnya.

sumber : Google Image (King on Horse)
               Saat sedang di perjalanan, tanpa sebab yang diketahui. Tiba-tiba, kuda dengan suaranya yang keras meringkik-ringkik sambil mengangkat kaki ke atas. Sang Raja pun tak sanggup mengendalikan kuda yang ditungganginya. Raja terpelanting karena hilang kendali, akibatya raja terjatuh dan jari kelilingnya terputus. 

               Sang Raja pun marah, "Baginda, sebaiknya kita bersyukur walau terkena musibah seperti ini", ujar penasihat kerajaan. Merasa tersinggung, bukannya Sang Raja luluh malah tambah murka. Raja dengan lantangnya "Penjarakan penasihat tak berguna ini wahai pengawal". Pengawal yang selalu patuh menuruti permintaan raja untuk memenjarakan penasihat kerajaan.
              Hari berganti, tahun ke tahun, suatu saat sang Raja ingin berburu namun hanya ingin ditemani oleh seorang pengawal kepecayaannya saja. Kala berburu dan sudah jadi hobinya. Sang Raja sudah sangat jauh dari kerajaankarena asiknya mengejar hewan buruannya. Tertangkaplah sang Raja oleh suku peimitif yang tinggal di hutan tersebut kemudian sang Raja akan dijadikan tumbal. Raja yang gagah, putih dan tampan itu diperiksa ternyata alah satu jemarinya tidak ada. Akhirnya sang Raja pun selamat, namun tetap harus diganti. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan.
             Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu di penjara itu pun dilepaskan. ''Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,'' kata Raja, mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, ''Kalau saja saya tidak dipenjarakan oleh Baginda, mungkin, hamba sudah menggantikan Baginda sebagai tumbal.''

Seperti itulah cerita Jemari Sang Raj yang Terputus, semoga kita bisa mengambil pelajaran yang positif dari cerita tersebut, terimakasih telah berkunjung. Semoga besok
kita masih bisa berjumpa.

Berhentilah Menjadi Gelas

Ilusrtasi oleh Google Image
     Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. "Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya. "Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.     Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta. "Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. "Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru. "Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

      Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. "Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya. "Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

      Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. "Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

     "Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

     Si murid terdiam, mendengarkan. "Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya  tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."


Kata Jika yang Harus Kita Renungkan


 Sebuah pesan moral dari universitas kehidupan ;


Jika Semua Yang Kita Kehendaki Terus Kita Miliki,
Darimana kita Belajar Ikhlas.


Jika Semua Yang Kita Impikan Segera Terwujud,
Darimana Kita Belajar Sabar.

Jika Setiap Doa Kita Terus Dikabulkan,

Bagaimana Kita Dapat Belajar Ikhtiar.





Catatan:

Dr. H. Zaini Arony, M.Pd adalah Bupati Lombok Barat dan Alumni IKIP Malang Angkatan Tahun 1977/1978 (Dalam Orasi Ilmiah) -

Sumber [http://www.um.ac.id/v2/news/2013/03/863/]

Tips Sukses Menjadi Guru Baru di Sekolah

    
Guru baru biasanya dianggap belum mempunyai pengalaman apa-apa dan dianggap masih bau kencur oleh guru lainnya yang berkategori guru lama. Anggapan itu tidak jadi soal karena memang begitu kondisinya. Terima saja anggapan itu. Lalu, beri kesan kepada guru senior bahwa guru baru dapat mengimbangi dengan seabrek prstasi. Caranya, mengalirlah dalam kedirian guru. Lalu ciptakan sinergi dengan rekan sejawat guru. Ini tidak sebatas agar perbedaan pendapat dapat dihindari, tetapi juga melatih diri dan menciptakan mental untuk dapat berpikir lebih positif. Misalnya, saat guru baru terlibat suatu konflik dengan kawan lain sesama guru atau atasan,  cara mengatasi agar mood dalam pekerjaan tidak terganggu. Sinergi yang baik akan membantu menciptakan kondisi kerja yang baik pula.

Komunikasi Dua Arah

Komunikasi yang baik tidak dapat didefinisikan saat pesan tersebut sampai kepada bawahan dengan baik. Tetapi komunikasi dalam hal pekerjaan harus terjadi dua arah, antara atasan dan bawahan. Dengan komunikasi ini, guru baru dapat menyampaikan keluhan dan kendala yang terjadi pada bidang pekerjaan. Terkadang guru senior dan yunior menjadi jarak untuk kelancaran komunikasi, tetapi coba sedikit demi sedikit untuk saling mengkomunikasikan pekerjaan dengan baik.

Memahami Kepentingan

Perbedaan kepentingan sering kali menyebabkan persimpangan dalam pendapat. Biasanya guru senior dengan sendirinya terbentuk menjadi karakter yang lebih disiplin dan pekerja keras karena tanggung jawab yang diembannya untuk memajukan perusahaan atau malah sebaliknya. Pahami kepentingan guru senior itu.

Membangun Reputasi

Dalam pekerjaan, melakukan kesalahan itu hal biasa. Tetapi tidak lantas kesalahan yang sama lalu dilakukan berulang-ulang. Saat guru baru melakukan kesalahan fatal yang membuat guru senior atau atasan kesal, coba meminta maaf dengan mengakui kesalahan tersebut. Langkah selanjutnya, perbaiki diri dengan kinerja yang semakin baik.

Fokus pada Masalah

Guru baru juga harus pintar memilah saat terjadi konflik dengan guru senior atau atasan karena perbedaan pendapat. Hindari agar konflik tidak melebar, coba mencari solusi sehingga perbedaan dalam urusan pekerjaan dapat diselesaikan di lingkungan kerja saja.

Empati

Ini perlu dilakukan saat guru baru dihadapkan dengan perbedaan dan selisih pendapat dengan guru senior atau atasan. Cobalah untuk menempatkan diri jika Anda duduk di bangku mereka.

Jangan Ragu Bertanya

Sebagai guru baru, Anda juga berhak mengajukan pertanyaan. Bukan hanya menerima perintah. Tanyakan kepada guru senior atau atasan dengan cara simpatik, apa yang harus guru baru lakukan untuk kepentingan sekolah. Jika merasa menghadapi kendala di lapangan, mintalah pendapat atau solusi. Ini akan membuat guru senior atau atasan merasa lebih dihargai, dari pada hanya

sekadar diam saja dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. (diolah dari VIVAnews)


 _______________________________________________________________________________


Disadur dari  DR. Suyatno, M.Pd. dalam E-book  "Guru, Jadilah Dirimu Sendiri"  oleh Kusnandar Putra, S.Pd.

Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Proses Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan.

Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu

kelas.

Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang

sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh

sebab itu guru mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses

pembelajaran.

Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk

mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa

berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah

keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat

dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin

terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat

mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.

Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang

optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.


B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?

2.      Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?

3.      Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?

4.      Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?

5.      Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

6.      Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

C.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.

2.      Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan.

3.      Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.

4.      Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran.

5.      Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.

6.      Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENGUATAN

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.Dalam

rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang

bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku

dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru

memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran.

Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain :

1.    Meningkatnya perhatian dalam belajar.

2.    Membangkitkan dan memelihara perilaku.

3.    Menumbuhkan rasa percaya diri.

4.    Memelihara suasana belajar yang kondusif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan

kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan

meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. Penguatan

harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan

dalam memberikan penguatan.


B.     TUJUAN DAN MANFAAT PENGUATAN

Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbal

seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri

siswa.

Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah :

1.       Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa,

siswa akan merasa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring

dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.

2.       Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya

motivasi belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu

melalui penguatan.

3.       Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa

belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan

renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari

perasaan takut salah dalam belajar.

4.       Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal dasar dalam belajar. Perasaan

khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses

pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui

pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

5.       Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas

belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa

akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini

tentu saja sebagai dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.


C.     KOMPONEN-KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM PEMBERIAN PENGUATAN

a.      Penguatan Verbal

Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran

adalah lewat ucapan.Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke

dalam penguatan verbal.

Beberapa contoh pemberian penguatan verbal :

1.      Guru bertanya ,“Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?”

Beny mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes, Bu!!”

Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”

Beny menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas seberat zat cair yang

dipisahkan.Gaya ke atas itulah yang membuat kapal terapung di dalam air.”

Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”

2.      Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat runcing?”

Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang kecil, sehingga tekanan terhadap benda menjadi

besar.”

Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau “Betul, tepat sekali!!”

3.      Pada saat belajar tentang pemuaian, guru meminta siswanya untuk menyebutkan aplikasi konsep pemuaian di kehidupan

sehari-hari.

Salah satu siswa menyebutkan, “Penyambungan rel kereta api, Bu!!”

Guru menanggapi balik, “Bagaimana dengan penyambungan rel kereta api?”

Siswa tersebut menjelaskan, “Pada daerah sambungan diberi jarak antara batang satu dengan lainnya, sehingga pada saat

panas batang tersebut memiliki tempat untuk memuai.”

Guru memberikan tanggapan balik, “Tepat sekali. Kamu memang pintar, Nak!!”

4.      Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar. Guru tidak boleh berkata,

“Jawabanmu salah!!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”. Seharusnya guru berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang

tepat. Ada pendapat yang lain?”.

Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan diusahakan bervariasi agar tetap

segar dan bersemangat.  Dengan ucapan atau tanggapan balik tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian,

dan yang tidak kurang pentingnya adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.

b.      Penguatan Non Verbal

Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan

saja.Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa.Bentuk-bentuk

perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.

1.      Mimik dan gerak badan

Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses

interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan

lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung

terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.

Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan

kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan.Salah satu bentuk penguatan tersebut

adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,

acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

2.      Mendekati

Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan

dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga

sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu.Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat

memberikan penguatan.

Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut.Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi

guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang

diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk

penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.

3.      Sentuhan

Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang

sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau

meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai

kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.

4.      Kegiatan yang menyenangkan hati siswa

Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal

seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.

Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa

senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas,

mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi

aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.

Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar fisika.Misalnya, apabila kelas

tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke

lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.

5.      Simbol atau benda

Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan

mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara

aktif di dalam pembelajaran.

Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya.

Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan

prestasi mereka dalam belajar fisika.Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi

pada kesempatan berikutnya.

6.      Penguatan tak penuh

Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara

kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”.

Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya

tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.


D.    PRINSIP PENGGUNAAN PENGUATAN

Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran.Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan

beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut.

a.      Hangat dan Antusias

Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak

bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila

pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak

positif terhadap siswa.Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.

Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias,

siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran.

Jadi apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat

menarik yang belum aktif menjadi aktif.

b.      Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa.Mereka merasa lebih percaya diri, merasa

dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan tersanjung.Perasaan ini berdampak

terhadap mental mereka.Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya

diri.Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa terpenuhi, akibatnya mereka merasakan

bahwa belajar fisika membuat mereka jadi tahu banyak hal.Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab

pertanyaan tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.

c.       Menghindari respon negative

Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut

keliru.Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif.Tidak langsung menyalahkan

atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya.Contoh :

·         Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru berpikir mungkin si siswa sudah

paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.

·         Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih

menggunakan jangka sorong.

·         Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil pengukuran dan menyampaikan kepada

teman-temannya.

·         Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.

Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan atau memarahi siswa karena tidak

memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran. Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa

tadi disuruh memperhatikan. Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan dan kepada siswa pertama.

Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan,

“Makanya perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”

Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang mendapat perlakuan tidak enak saja yang

terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi

tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa

berubah menjadi menegangkan.Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang sama menimpa

mereka.

Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat negatif, bukannya akan menjadi

bersemangat. Tetapi malah semakin mundur.Dia malu dengan guru dan teman-temannya.Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai

tidak mampu, dan berbagai perasaan lainnya.Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru dan pelajaran fisika

dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi menimbulkan dendam dan rasa benci.Jadi sebaiknya guru tidak pernah

memberikan tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau memarahi siswa, tetapi harus dengan santun dan

penuh rasa kasih orang tua kepada siswanya.


d.      Pemberian penguatan dengan segera

Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari siswa.Penguatan yang ditunda

pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif.Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan

hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada

waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.

e.       Variasi bentuk penguatan

Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1  atau 2 jam pelajaran, sekitar 40 atau 45 sampai 80 atau 90

menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga interaksi positif berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan

semangat belajar.

Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang waktu tersebut.Tentu saja beragam pula pertisipasi yang

bisa diberikan oleh siswa.Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan

penguatan.Agar tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang

mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu

mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu

terbatas.


E.     CARA PENGGUNAAN PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN

Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain :

a.      Penguatan kepada pribadi tertentu

Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum

memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.

b.      Penguatan kepada kelompok

Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat senang kalian menyelesaikan tugas ini

dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan lain.


F.      KELEBIHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan

tepat, antara lain.

1.      Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.

2.      Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.

3.      Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.

4.      Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.

5.      Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut

sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.


G.    KELEMAHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan

kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang

dilakukan siswa tersebut.

Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-

menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.


H.    TEORI HUKUMAN

Hukuman yang diberikan kepada anak dalam pendidikan, karena kesalahan yang dilakukannya ada dalam bentuk yang bermacam-

macam. Tidak kesemuanya patut dan dapat digunakan dalam mendidik seorang anak. Berikut kami paparkan beberapa bentuk

hukuman tersebut, dan mana saja yang patut dihindari, agar tidak memberikan efek negatif dalam mendidik seorang anak.

1.     Teori hukuman alam.

Teori hukuman alam tersebut mempunyai pandangan bahwa hukuman buatan itu tidak perlu diadakan seperti hukuman yang

diberikan secara sengaja oleh seseorang kepada orang lain yang melakukan kesalahan atau pelanggaran, tetapi hendaknya anak

dibiarkan berbuat salah atau pelanggaran biar alam sendiri yang akan menghukumnya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Umar Muhammad Al-Taumy Al-syaibany bahwa “ alam natural bukan saja mencakup

segala mahluk yang akan tetapi juga merangkum sistem, peraturan atau undang-undang alam yang semua bagian alam tunduk

kepada dasar-dasarnya dan sesuatu itu terjadi atau berlaku mengikuti ketentuan persyaratan disekelilingnya.

Pandangan teori hukum alam ini menyatakan bahwa hukuman alam tersebut merupakan hukuman yang wajar dan logis sebab

merupakan akibat dari perbuatannya sendiri.

Seperti anak yang senam memanjat pohon adalah wajar dan logis, apabila suatu ketika ia jatuh. Jatuh ini merupakan hukuman

menurut alam sebagai akibat dari perbuatannya sering memanjat pohon. Dengan pengalamannya tersebut anak merasa akibatnya

dan akan belajar sendiri dengan pengalamannya.

2.     Teori hukuman balas dendam.

Dalam hal ini biasanya diterapkan karena si anak pernah mengecewakan seperti si anak pernah mengejek atau menjatuhkan

harga diri guru disekolah atau pada pandangan masyarakat dan sebagainya.

Memperhatikan pendapat diatas maka hukuman ini adalah hukuman yang paling jahat yang tidak dapat dipertanggung jawabkan

dalam dunia pendidikan.

Hal ini terjadi mungkin pendidik kecewa baik kekecewaan itu karena orang lain yang akibatnya siswa kena sasaran hukuman

atau oleh karena siswa sendiri. Sehingga pendidik mencari kesempatan kapan ia dapat menghukum atau membalas terhadap siswa

tersebut, baik hukuman itu secar langsung kepada siswa atau tidak.

Dalam hal ini nampaklah teori ini kurang tepat dengan ilmu mendidik bila seorang guru sampai menggunakan hukuman dengan

teori balas dendam tersebut, namun demikian bila memang terpaksa seorang pendidik menggunakan teori balas dendam juga

tidak ada salahnya, asal masih dalam garis kepentingan demi tercapainya tujuan pendidikan bukan karena kepentingan

pribadi.

3.     Teori hukuman ganti rugi

Menurut teori ini siswa yang melakukan kesalahan diminta untuk bertanggung jawab atau menggung resiko dari perbuatannya.

Sebagai akibat ia harus mengganti atau menanggung resiko dari perbuatannya misalnya, siswa yang berkejar-kejaran dikelas

kemudian memecahkan kaca jendela itu.

Kebaikan dari teori ini adalah :

a.      Siswa belajar disiplin dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

b.      Dapat menimbulkan perasaan jara, sehingga siswa dapat berhati-hati untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sedangkan dampak negatifnya, teori ini adalah :

a.       Bagi siswa yang mampu tidak ada kesan terhadap hukuman yang diterima tersebut.

b.      Bagi siswa yang tidak mampu terasa berat sekali.

4.     Teori hukuman menakut-nakuti.

Menurut teori ini hukuman diberikan untuk menakut-nakuti anak , agar anak tidak melakukan pelanggaran atau perbuatan yang

dilarang. Dalam hal ini nilai didik telah ada, namun perlu diingat oleh para pendidik jangan sampai anak itu berbuat

kesalahan lagi, hanya rasa takut saja. Melainkan tidak berbuat kesalahan lagi karena boleh jadi anak akan tunduk hanya

dilandasi takut saja kepada pendidik, maka jika tidak ada pendidik kemungkinan besar sekali ia akan mengulangi

perbuatannya. Ia akan melakukan perbuatannya secara sembunyi, jika terjadi demikian maka dapat dikatakan bahwa nilai didik

dan hukuma itu sangat minim sekali.

5.     Teori hukuman memperbaiki.

Menurut teori ini hukuman diberikan untuk memperbaiki siswa yang berbuat salah dengan harapan agar selanjutnya tidak

melakukan kesalahan lagi atau insaf atas kesalahannya, insaf yang timbul dari kesadaran hatinya, sehingga tidak ingin

mengulangi lagi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Umar Hamalih “ Penyadaran atas hal-hal yang menyebabkan

kegagalan ini perlu sekali dengan maksud agar dengan usaha sendiri ( Self Direction ), kita dapat mengatasinya dan

memperbaikinya.

Agar siswa insaf, maka pendidik harus memberikan penjelasan diwaktu menjatuhkan hukuman dalam hal apa mereka salah dan apa

akibat dari perbuatannya itu. Dengan demikian siswa akan memahami segala tingkah laku dan akibat dari perbuatannya. Hal

semacam ini akan membawa siswa pada kematangan berfikir dan kedewasaan.

Dengan uraian diatas berarti hukuman tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara pedagogis apabila :

a.       Hukuman tersebut dapat menginsafkan siswa atas perbuatannya yang salah.

b.      Siswa mempunyai pengertian tentang akibat perbuatan yang baik dan buruk.

c.       Berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulangi atau berjanji untuk memperbaiki kesalahannya dan akan melakukan

hal-hal yang baik.

Karena hal-hal yang demikianlah hukuman yang bersifat memperbaiki sering disebut hukuman pedagogis. Jadi hukuman itu dapat

diterapkan dalam pendidikan terutama hukuman yang bersifat pedagogis, menghukum bila perlu jangan terus-menerus dan

hindarilah hukuman jasmani.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.

Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal.

Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku.Penguatan non verbal

adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal

yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh.

Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan

kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan

bermacam-macam bentuk penguatan.

Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok.

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara

lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan

produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif,

dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan siswa

enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.





B.     DISKUSI DAN TANYA JAWAB

PERTANYAAN :

1.      Bagaimana cara guru memberikan penguatan agar tidak menimbulkan respon negatif/sikap sombong bagi siwa yang

diberikan penguatan ?

-    Melalui pendekatan personal untuk memberikan respon positif pada siswa diluar kegiatan pembelajaran kelas.

-    Usahakan guru menjauhkan diri dari respon negative dalam pemberian penguatan.

2.      Apa maksud dari  memupuk rasa kerja sama  dalam manfaat pemberian penguatan?

-     Melibatkan seluruh anggota peserta didik dalam pembelajran sehingga guru tidak memberikan kesan hanya terpusat pada

satu siswa saja dalam kelompok tertentu.

-     Menumbuhkan rasa percayadiri sesama anggota kelompok sehingga terciptanya diskusi yang aktif dan tidak ada anggota

kelompok yang pasif.

Bagaimana contoh konkrit dari penjelasan yang dimaksud ?

-     Satu siswa di dalam kelompok dapat menjelaskan informasi pada anggota kelompok yang lain serta guru saling

mengingatkan untuk memberikan kesempatan mengungkapkan pendapat dan bertanya kepada teman sekelompoknya.

3.      Bagaimana cara memberikan penguatan bagi anak yang pasif ?

-     Guru memberikan penguatan secara berulang dengan menggunakan stimulus, agar siswa tersebut dapat melakukan kegiatan

yang bersifat normatif sehingga siswa akan terbiasa dan tidak menjadi pasif lagi.

4.      Bagaimana cara guru dalam mengatasi kesan bohong/pura-pura dalam memberikan penguatan kepada peserta didik ?

-     Dengan memberikan penguatan setulus-tulusnya dan menggunakan kata-kata yang sekiranya tidak menyinggung perasaan

peserta didik.

5.      Jelaskan bagaimana cara guru yang kurang respon dalam menanggapi pendapat siswa sebagai keterampilan dalam

memberikan penguatan?

-     Menghindari hal-hal yang harus dihindari dalam komponen keterampilan penguatan, oleh karena itu kita sebagai calon

pendidik mempelajari mata kuliah ini untuk mengatasi hal tersebut.


6.      Apakah maksud dari modifikasi perilaku seorang guru dalam memberikan penguatan?

-     Yang dimaksud modifikasi tingkah laku guru dalam pemberian penguatan adalah perubahan tingkah laku guru untuk

memberikan umpan balik atau respon pada siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi agar siswa

mengulang kembali sikap positifnya.

C.     SARAN

a.       Saran untuk Pembaca

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui

keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin

dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.

b.      Saran untuk Pendidik

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan

menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Sebaiknya para pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, didik. 2013. Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Proses Pembelajaran. (Online).

(https://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/keterampilan-memberikan-penguatan-dalam-proses-pembelajaran/. Diakses tanggal

4 April 2015)

Fakhrudin. 2011. Bentuk dan Teori Hukuman dalam Pendidikan Anak. (Online).

(http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/bentuk-dan-teori-hukuman-dalam-pendidikan-anak-348060.html. Diakses tanggal 7

April 2015)